Membangun Majalengka dari Akar: Desa sebagai Poros Perubahan


Oleh Arenga Pinata*

Majalengka adalah anugerah. Diberkahi dengan hamparan alam yang menyejukkan, kearifan lokal yang mengakar kuat, dan masyarakat yang santun serta bersahaja. 

Namun, di balik keindahan dan kekayaan alamnya, tersimpan potensi besar yang masih bisa kita gali bersama—yakni desa. Di sinilah akar kekuatan Majalengka tumbuh. Bila desa diberdayakan, maka Majalengka akan tumbuh sebagai kabupaten yang kuat, sejahtera, dan bermartabat.

Sebagai pemimpin daerah, Bupati tentu memahami bahwa pembangunan yang sejati tidak hanya mengandalkan pembangunan fisik semata, tetapi juga pembangunan manusia dan nilai-nilai budaya yang menjadi ruh masyarakat desa. 

Begitu pula para camat, kepala desa, tokoh agama, pemuda, guru, pelaku UMKM, dan seluruh warga Majalengka—kita semua memiliki tanggung jawab yang sama: membangun dari akar, dari desa.

Desa: Tempat Dimulai Segalanya

Desa bukan sekadar tempat tinggal. Ia adalah pusat kehidupan, tempat nilai-nilai luhur diwariskan, tempat budaya tumbuh, dan tempat ekonomi kerakyatan menemukan jati dirinya. 

Di desa, kita mengenal gotong royong, tepa salira, silih asah, silih asih, dan silih asuh. Nilai-nilai ini adalah warisan tak ternilai yang bisa menjadi pondasi pembangunan Majalengka ke depan.

Banyak inovasi lahir dari desa. Dari teknologi pertanian sederhana yang dirancang oleh petani, hingga produk UMKM khas desa yang kini mulai merambah pasar digital. 

Namun, semua itu akan sulit berkembang jika desa hanya diposisikan sebagai objek pembangunan, bukan subjek. Sudah saatnya paradigma ini dibalik. Mari tempatkan desa sebagai poros perubahan.

Pembangunan yang Membumi

Pembangunan yang membumi berarti pembangunan yang berpihak kepada masyarakat bawah, sesuai dengan kebutuhan nyata dan aspirasi warga desa. 

Kita perlu pendekatan yang menyeluruh—bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun mentalitas, membangun kapasitas, dan membangun harapan.

Perluasan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan penguatan ekonomi lokal adalah langkah strategis yang bisa digerakkan dari desa. 

Bayangkan jika setiap desa di Majalengka memiliki satu produk unggulan yang dikembangkan secara serius, ditopang oleh pemasaran yang kuat dan digitalisasi yang bijak. Maka roda ekonomi akan berputar dari desa, bukan hanya dari kota.

Menumbuhkan Kepemimpinan Berbasis Pelayanan

Dalam membangun dari akar, kepemimpinan berbasis pelayanan (servant leadership) harus menjadi semangat utama. Pemimpin bukan lagi sosok yang hanya memberi perintah, melainkan pelayan masyarakat yang hadir di tengah rakyatnya, mendengar, menyapa, dan menginspirasi.

Kepala desa sebagai garda terdepan harus didukung oleh sistem yang transparan dan partisipatif. Demikian pula para perangkat desa, harus memiliki kapasitas dan integritas agar mampu mengelola dana desa dengan jujur dan tepat sasaran. 

Tidak kalah penting, masyarakat juga harus aktif dalam proses pembangunan: memberikan masukan, menjaga aset bersama, dan saling mengingatkan.

Memupuk Cinta Tanah Kelahiran

Majalengka adalah rumah kita bersama. Maka, membangun Majalengka tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga panggilan jiwa bagi setiap warganya. Para perantau yang telah sukses di luar kota atau luar negeri, sudah waktunya melirik kampung halamannya kembali—menanam investasi sosial, ekonomi, dan spiritual. Menjadi bagian dari perubahan yang tumbuh dari desa.

Anak-anak muda juga memiliki peran penting. Dengan semangat kreatif dan semangat digital, mereka bisa menjadi jembatan antara nilai-nilai lokal dan perkembangan global. Di tangan generasi muda, tradisi bisa hidup berdampingan dengan teknologi. Di tangan mereka pula, desa-desa di Majalengka bisa menjadi pusat inovasi dan kebangkitan ekonomi berbasis lokal.

Sinergi: Kata Kunci Menuju Kejayaan

Membangun dari desa butuh sinergi: antara pemerintah dan masyarakat, antara tradisi dan inovasi, antara masa lalu dan masa depan. Tidak ada yang bisa bekerja sendiri. Hanya dengan kebersamaan, kita bisa mewujudkan Majalengka yang adil, makmur, dan bermartabat.

Majalengka adalah kabupaten dengan sejuta potensi, dan desa adalah mata airnya. Mari kita jaga mata air itu agar tetap jernih, mengalirkan kehidupan bagi generasi hari ini dan esok. Mari kita bangun Majalengka dari akar, karena kekuatan sejati terletak pada akar yang kuat, bukan daun yang lebat.

Semoga Majalengka tumbuh bukan hanya sebagai wilayah administratif, tetapi sebagai rumah besar yang memuliakan setiap warganya, dari desa hingga kota.[]

*Pemerhati masalah sosial dan agama, menetap di Majalengka Selatan