PELITA MAJALENGKA - Setiap manusia senantiasa ditemani dua malaikat pencatat amal—Raqib dan Atid—yang tak pernah alpa dari tugasnya. Mereka mencatat setiap gerak-gerik, kata-kata, niat, dan perbuatan kita, sekecil apa pun. Allah berfirman, “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qs. Qaf: 18). Namun betapa sering manusia hidup seolah tak ada yang mengawasi.
Sebagian dari kita menjalani hari tanpa rasa takut dan harap, berbicara semaunya, bertindak sekehendaknya. Padahal setiap kata akan dihisab, setiap langkah akan dipertanggungjawabkan. Orang beriman menyadari bahwa hidup ini bukan main-main, karena kelak semua akan dibalas. "Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya), dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya)." (Qs. Az-Zalzalah: 7–8).
Mereka yang sadar akan pengawasan malaikat akan menjaga lisannya lebih daripada menjaga hartanya. Mereka tahu satu kata bisa mengantar ke surga, tapi juga bisa menjerumuskan ke neraka. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang diridhai Allah, yang ia tidak menganggapnya penting, ternyata Allah mengangkat derajatnya karenanya. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang dimurkai Allah, yang ia tidak menganggapnya penting, ternyata ia terjerumus ke dalam neraka karenanya.” (HR. Bukhari).
Banyak orang hidup dengan kebiasaan menunda taubat karena merasa masih ada waktu. Padahal malaikat pencatat tidak pernah menunda catatan. Saat tangan menulis komentar buruk, kaki melangkah ke tempat maksiat, atau hati menyimpan dengki—semua sudah tercatat. “Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaanmu itu).” (Qs. Al-Infithar: 10–11).
Tak ada ruang bagi seorang mukmin untuk hidup ceroboh. Hidupnya penuh kehati-hatian, karena ia tahu setiap detik adalah ujian. Bukan hanya amal besar yang dicatat, tapi juga niat yang tersembunyi dalam hati. "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim).
Ketika manusia tak sadar ada dua malaikat bersamanya, maka ia mudah berkata dusta, bergunjing, bahkan memfitnah. Tapi orang yang sadar, akan menahan lidahnya karena ia tahu setiap huruf akan jadi saksi. Ia lebih memilih diam jika tak bisa berkata baik. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang mukmin sejati berjalan di dunia dengan mata hati yang terbuka. Ia sadar, dunia ini hanya persinggahan untuk menabung amal menuju akhirat. Ia menghindari amal sia-sia karena tahu semuanya akan dihitung. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Qs. Al-Hasyr: 18).
Tak ada amal yang luput dari catatan Allah, baik tersembunyi maupun terang-terangan. Maka jangan remehkan amal kecil, dan jangan merasa aman dengan dosa yang disembunyikan. Malaikat tak pernah lengah dan Allah Maha Tahu isi hati manusia. “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak dirugikan seseorang sedikit pun.” (Qs. Al-Anbiya: 47).
Sahabatku, mari hidup dengan penuh kesadaran bahwa kita selalu diawasi. Jangan tunggu usia senja atau datangnya musibah untuk mulai berhati-hati. Jadilah orang yang bertaqwa di kala sunyi dan ramai, di kala lapang maupun sempit. Sebab kelak, lembaran amal itu akan dibuka satu per satu, dan tak satu pun yang luput dari hisab Allah.[BA]