PELITA MAJALENGKA - Di era digital ini, setiap orang bisa menjadi pusat perhatian hanya dalam hitungan detik. Gadis-gadis muda, muslimah remaja, bahkan ibu-ibu muda kini bisa viral dengan satu unggahan saja. Sayangnya, banyak yang lebih memilih membuka aurat daripada membuka jalan hidayah. Kita seperti lupa bahwa tubuh ini amanah, bukan alat untuk mencari tepuk tangan. Padahal Allah telah memperingatkan dalam Al-Qur'an: “Dan janganlah kamu menampakkan perhiasanmu, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya...” (Qs. An-Nur: 31).
Viral karena tarian di TikTok, viral karena baju ketat, viral karena gaya bicara yang centil—begitukah muslimah zaman ini ingin dikenang? Sungguh, betapa murah nilai kita jika popularitas dibayar dengan harga aurat. Janganlah kau tukar kehormatanmu hanya demi sekejap tepuk tangan dari manusia. Dunia hanya sebentar, tetapi dosa dari aurat yang diumbar bisa terus mengalir. Ingatlah, Rasulullah SAW bersabda, “Dua golongan dari penghuni neraka yang belum aku lihat... perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang...” (HR. Muslim).
Wahai muslimah, ingatlah, kamu bukan makhluk sembarangan. Allah memuliakanmu dengan Islam, bukan dengan ukuran baju atau jumlah followers. Lihatlah para shahabiyah, mereka menutup tubuhnya rapat, bukan karena takut tak laku, tetapi karena tahu harga diri mereka mahal. Jadikan media sosial sebagai ladang pahala, bukan tempat menebar dosa. Sampaikan satu kalimat dakwah, satu ayat kebaikan, satu hadis pengingat, dan lihatlah bagaimana Allah angkat derajatmu di langit dan bumi.
Banyak yang berkata, “Yang penting hatinya baik.” Tapi Islam tak mengajarkan separuh-separuh. Jika hatimu baik, maka auratmu juga akan ikut terjaga. Sebab hati yang tunduk pada Allah tak akan tega menjadikan tubuhnya konsumsi publik. Dakwah bukan hanya di masjid atau mimbar—di era ini, dakwah bisa lewat story, caption, atau video singkat yang menenangkan jiwa. Jadilah agen perubahan, bukan korban tren yang menyesatkan.
Kamu bisa viral karena kamu mengajarkan sabar. Kamu bisa viral karena kamu mengingatkan orang lain agar shalat. Kamu bisa viral karena kamu menyemangati sesama muslimah agar taat. Dan semua itu tak mengharuskan kamu memperlihatkan tubuhmu. Bukankah lebih indah menjadi sebab seseorang kembali kepada Allah daripada menjadi sebab seseorang makin jauh?
Jika Ingin Dikenal, Biarlah Dikenal oleh Penduduk Langit
Wahai orang tua, ajarkan anak-anak gadismu bahwa mereka mulia karena iman, bukan karena popularitas semu. Jangan biarkan mereka mengejar pujian fana dan kehilangan ridha Rabb-nya. Dekap mereka dengan cinta dan ilmu, bimbing mereka dengan contoh dan teladan. Orang tua hari ini adalah pembentuk akhlak generasi esok. Jangan biarkan media sosial mengambil peran yang seharusnya kita emban.
Remaja muslimah, engkau adalah harapan umat ini. Jangan biarkan dunia mencuri idealismemu. Tutuplah auratmu bukan karena takut dosa saja, tapi karena tahu bahwa surga menantimu. Allah tak pernah tidur, setiap amalmu dilihat dan dicatat. Maka pilihlah amal yang membuatmu dirindukan para malaikat, bukan dihina di alam barzakh kelak.
Wahai muslimah fatayat, kamu sedang dalam usia produktif. Gunakan waktumu untuk membangun karya dakwah, bukan konten sensualitas. Buatlah majelis ilmu, komunitas berbagi, atau konten yang menebar cahaya. Gunakan media sosialmu sebagai alat menanamkan pahala jariyah. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pelakunya.” (HR. Muslim).
Ingatlah, aurat yang diumbar bukan hanya mendatangkan dosa, tapi juga menjadi sebab orang lain berdosa karena melihatnya. Maka berhati-hatilah, karena kita akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa saja yang tergoda karena kita. Sebaliknya, dakwah yang disebar akan terus mengalirkan pahala, bahkan ketika kita sudah tak lagi di dunia. Itulah warisan terbaik: dakwah yang tak lekang zaman.
Jika hari ini kita senang dipuji karena cantik dan modis, sadarlah bahwa kecantikan itu akan pudar. Yang kekal hanyalah amal dan ketakwaan. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (Qs. Al-Hujurat: 13). Bukan yang paling cantik, paling viral, atau paling banyak disukai.
Dunia ini memang menggoda, tetapi surga jauh lebih indah. Kamu bisa bersinar tanpa membuka aurat, dan kamu bisa menginspirasi tanpa menggoda. Gunakanlah cahaya iman sebagai lentera langkahmu, bukan sorot lampu kamera yang menyesatkan. Jika ingin dikenal, jadilah dikenal oleh penduduk langit. Itu jauh lebih berarti daripada sekadar dikenal netizen.
Sebarkan Cahaya, Bukan Dosa
Berhijrahlah, wahai muslimah, sebelum waktu berhenti untukmu. Berubahlah, sebelum Allah membalikkan hatimu karena lalai dari peringatan. Jangan tunggu nanti untuk taat, karena nanti belum tentu kamu hidup. Rasulullah SAW bersabda, “Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara... mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim).
Viral karena dakwah itu mulia. Viral karena mengingatkan shalat, mengajarkan hijab, menenangkan hati yang resah. Viral karena menanam nilai-nilai Islam dalam bahasa yang menyentuh jiwa. Kamu tidak harus bergaya sensual untuk disukai—cukup jadi muslimah taat, dan Allah akan bukakan jalan-jalan keberkahan.
Untuk para ibu muda, ajarkan anak-anakmu mencintai malu. Tanamkan sejak dini bahwa menutup aurat itu kemuliaan, bukan tekanan. Jadilah teladan, karena anak belajar bukan dari perintah, tetapi dari contoh nyata. Jika ibunya senang dakwah, anak pun akan tumbuh mencintai kebaikan. Maka viralkan akhlakmu, bukan lekuk tubuhmu.
Wahai gadis-gadis Islam, kamu adalah penjaga peradaban. Dari rahimmu akan lahir generasi pemimpin umat. Maka jagalah kehormatanmu, karena masa depan Islam bergantung pada kualitasmu. Berhijab bukan beban, tapi bukti cinta kepada Tuhan. Menginspirasi dalam ketaatan jauh lebih indah daripada menarik perhatian dalam kemaksiatan.
Ingatlah, tak ada yang lebih membanggakan selain viral karena Allah ridha. Tak ada yang lebih indah dari menjadi jalan hidayah. Tak ada yang lebih bernilai dari konten yang membuat orang menangis dan kembali kepada Rabbnya. Maka ayo, mulai hari ini, niatkan setiap langkah untuk dakwah. Sebarkan cahaya, bukan dosa. Sebarkan Islam, bukan aurat.[BA]