PELITA MAJALENGKA - Hidup dalam jama’ah bukanlah pilihan mudah, tapi ia adalah jalan yang Allah dan Rasul-Nya ridai. Ia bukan sekadar berkumpul, melainkan bersatu dalam tujuan, bergerak bersama dalam kebaikan, dan saling menopang saat badai ujian datang menghadang.
1. Ujian Keikhlasan
Berjama’ah menuntut niat yang tulus, bukan ingin dilihat atau dipuji. Tapi sering kali, godaan riya menyelinap di balik amal. Allah berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya...” (Qs. Al-Bayyinah: 5). Ujian ini sangat halus, hanya orang yang jujur pada Allah yang mampu lulus.
2. Ujian Ketaatan kepada Pemimpin
Tak semua keputusan pemimpin bisa kita pahami seketika. Tapi Allah memerintahkan, “Taatilah Allah, taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kalian.” (Qs. An-Nisa: 59). Menahan ego untuk tunduk pada keputusan jama’ah adalah latihan jiwa yang berat namun mendewasakan.
3. Ujian Sabar terhadap Perbedaan
Setiap kepala memiliki pikiran berbeda. Perbedaan itu ujian, bukan alasan untuk pecah. Allah menguji: sanggupkah kita bersatu dalam perbedaan demi persaudaraan Islam? Sabar di atas ukhuwah adalah bentuk cinta yang dalam.
4. Ujian Ghibah dan Suudzon
Iblis menebar godaan agar kita saling curiga, membicarakan aib saudara di belakang. Tapi Allah memperingatkan, “Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain...” (Qs. Al-Hujurat: 12). Lidah adalah ujian terbesar dalam jama’ah.
5. Ujian Kecemburuan dan Iri Hati
Saat melihat saudara diangkat, dipuji, atau diberi amanah, hati bisa goyah. Padahal, semua itu ujian bagi yang menerima maupun yang menyaksikan. Berjihad melawan iri hati adalah bagian dari menjaga jama’ah tetap utuh.
6. Ujian Amanah dan Tanggung Jawab
Mengemban amanah dalam jama’ah bukan prestise, tapi beban di pundak yang akan ditanya Allah di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR. Bukhari & Muslim).
7. Ujian Kelelahan Fisik dan Waktu
Berjama’ah menuntut pengorbanan. Malam-malam tidur dikurangi demi rapat, akhir pekan disita untuk dakwah. Tapi justru di sanalah nilai ibadahnya tinggi. Apakah kita siap letih di dunia demi rehat di surga?
8. Ujian Keterbatasan Dana
Perjuangan dalam jama’ah sering terbentur keterbatasan finansial. Tapi Allah melihat kesungguhan, bukan kemewahan. “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah... seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir...” (Qs. Al-Baqarah: 261).
9. Ujian Konflik dan Kesalahpahaman
Salah paham pasti terjadi. Tapi Allah menguji: mampukah kita meredam ego, meminta maaf, dan memaafkan? Ukhuwah lebih mahal daripada harga diri yang semu.
10. Ujian Fitnah dan Hasutan dari Luar
Musuh jama’ah bukan hanya dari dalam, tapi juga dari luar yang ingin melihat kita pecah. Fitnah, adu domba, hingga godaan dunia ditaburkan untuk merusak bangunan ini. Hanya orang yang kokoh imannya yang tetap tegak.
11. Ujian Ketidakadilan yang Terasa
Ada kalanya kita merasa tidak dianggap, tidak dihargai, atau dianaktirikan. Saat itu, Allah menguji: apakah engkau tetap berjuang karena Allah, atau karena manusia?
12. Ujian Kebosanan dan Futur
Rutinitas bisa membuat jiwa jenuh. Semangat bisa melemah. Tapi justru saat futur datang, Allah menguji siapa yang tetap istiqamah. Berjama’ah adalah penguat saat iman mulai lelah.
13. Ujian Perubahan Struktur dan Peran
Kadang, posisi kita digeser, peran diganti. Ego bisa berontak. Tapi Allah ingin kita belajar rendah hati dan memahami bahwa kerja dakwah bukan tentang siapa, tapi apa yang dikerjakan.
14. Ujian Hancurnya Harapan
Kita pernah berharap proyek dakwah ini berhasil, ternyata gagal. Hati bisa remuk. Tapi Rasulullah SAW bersabda, “Jika kiamat tiba sedang di tanganmu ada bibit pohon, tanamlah...” (HR. Ahmad). Jama’ah mengajarkan optimisme tanpa syarat.
15. Ujian Akhir: Tetap atau Pergi
Ujian terbesar adalah bertahan di saat semua terasa berat. Banyak yang mundur, kecewa, bahkan keluar dari jama’ah. Tapi orang-orang pilihan adalah yang tetap bertahan meski hati diguncang. Mereka inilah yang kelak Allah sebut dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur...” (Qs. Ash-Shaff: 4).
Jama’ah adalah madrasah besar tempat Allah menguji dan menempa hamba-hamba pilihan-Nya. Siapa yang bersabar, maka ia sedang berjalan menuju surga. Dan siapa yang lari, ia sedang meninggalkan peluang besar meraih cinta Allah. Karena itu, bertahanlah. Sebab mungkin, satu langkah sabarmu di tengah jama’ah adalah satu langkah menuju ridha Allah.[BA]