Saat Hati Tak Lagi Kuat, Allah Selalu Dekat


PELITA MAJALENGKA - 
Pernahkah kamu merasa begitu lelah? Seolah dunia tidak memberi ruang untuk bernapas. Masalah datang silih berganti, seperti gelombang yang tak pernah lelah menghantam karang. Terkadang, rasanya ingin menyerah. 

Air mata jatuh begitu saja tanpa bisa dijelaskan sebabnya. Hati terasa sesak. Jiwa seperti berjalan dalam lorong gelap yang panjang tanpa tahu di mana ujungnya. Namun, di saat seperti itulah, ada satu kebenaran yang seharusnya kita genggam erat: Allah selalu dekat.

Hati yang Lelah Adalah Tanda Bahwa Kita Manusia

Tak ada manusia yang kuat selamanya. Kita adalah makhluk yang terbatas. Hati kita rapuh. Pikiran kita sering kalut. Tubuh kita lelah. Maka ketika semuanya terasa terlalu berat, itu bukan tanda kelemahan. Itu adalah tanda bahwa kita manusia. Kita butuh sandaran. Dan sandaran terbaik adalah Allah, yang tidak pernah lelah mendengar keluh kesah hamba-Nya, bahkan dalam diam sekalipun.

Allah tidak pernah menuntut kita menjadi sempurna. Dia hanya ingin kita terus datang kepada-Nya. Bahkan saat kita merasa tak layak, bahkan saat dosa-dosa kita setinggi langit, Allah tetap membuka pintu-Nya. “Katakanlah, wahai hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.” (Qs. Az-Zumar: 53)

Ketika Dunia Membisu, Langit Selalu Mendengar

Kadang, orang-orang terdekat pun tak memahami derita yang kita rasakan. Kita ingin bercerita, tetapi takut dianggap lemah. Kita ingin menangis, tetapi merasa harus terlihat kuat. Maka kita memilih diam. Tapi diam itu bukan akhir. Karena meskipun dunia membisu, langit tidak pernah tuli.

Allah Maha Mendengar. Bahkan bisikan hati yang tidak terucap pun sampai kepada-Nya. Setiap detak cemas, setiap jerit dalam sujud, setiap helaan napas yang terasa berat, semuanya diketahui oleh-Nya. Dia tidak akan pernah meninggalkan hamba-Nya yang datang dalam tangis dan doa.

Ujian Bukan Tanda Allah Benci, Tapi Bukti Dia Sayang

“Kenapa harus aku? Mengapa harus sekarang? Kenapa hidupku begini sulit?” Pertanyaan-pertanyaan itu kerap kali muncul saat ujian datang. Tapi tahukah kamu? Justru ujian itulah tanda bahwa Allah sedang memperhatikanmu. Ia ingin hatimu lebih kuat. Ia ingin imanmu lebih kokoh. Ia ingin kamu menggantungkan harapan hanya kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Bukhari). Lihatlah, bahkan para Nabi dan Rasul yang sangat dekat dengan Allah pun diuji dengan ujian yang luar biasa. Nabi Ayyub diuji dengan penyakit bertahun-tahun. Nabi Yusuf dipenjara karena difitnah. Nabi Muhammad SAW pun kehilangan orang-orang yang ia cintai dalam hidupnya. Tapi mereka semua tetap kuat, karena yakin: Allah selalu dekat.

Jangan Menyerah, Ada Cahaya di Ujung Doa

Kamu mungkin merasa tidak kuat. Tapi percayalah, kamu jauh lebih kuat dari yang kamu kira, selama kamu tidak melepaskan genggaman kepada Allah. Saat satu pintu tertutup, Allah akan membukakan pintu lain yang jauh lebih indah. Tapi kadang, kita harus lebih dulu melewati lorong gelap agar bisa melihat cahaya yang lebih terang.

Berdoalah, meski hanya dengan suara hati. Mengeluhlah hanya kepada-Nya. Jangan malu menangis dalam sujud. Justru itulah bentuk kekuatan terbesar: mengakui kelemahan di hadapan Allah. Karena setelah tangis itu, biasanya hati menjadi lebih ringan. Jiwa menjadi lebih tenang.

Allah berjanji, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 6). Bukan setelah kesulitan, tapi bersama. Artinya, dalam setiap ujian, Allah sudah menyiapkan pertolongan. Kita hanya perlu sabar sedikit lagi. Tahan sedikit lagi. Dan terus berharap kepada-Nya.

Ingat, Kamu Tidak Sendiri

Saat kamu merasa dunia memunggungimu, ketahuilah kamu tidak sendirian. Ada banyak orang yang mungkin juga sedang berjuang seperti kamu. Tapi yang lebih penting: Allah bersamamu. Bahkan ketika kamu merasa paling sendiri, Allah ada di sampingmu, lebih dekat dari urat lehermu.

“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.” (Qs. Al-Baqarah: 186)

Ini bukan sekadar janji kosong. Ini adalah janji Sang Pencipta langit dan bumi. Maka, jangan biarkan kesedihan membuatmu lupa akan kekuatan doa. Jangan biarkan rasa lelah membuatmu menyerah pada keadaan. Pegang janji Allah, dan yakinlah: Akan ada keindahan setelah luka.

Bersandarlah, Bukan Menyerah

Ada perbedaan besar antara menyerah dan bersandar. Menyerah berarti berhenti berusaha. Tapi bersandar kepada Allah berarti mempercayakan segala kelemahan kita kepada Yang Maha Kuat. Saat kamu tidak bisa lagi berdiri, bersujudlah. Saat kamu tidak bisa lagi berkata-kata, biarkan doa menjadi bahasamu.

Allah tidak menjanjikan hidup tanpa air mata. Tapi Dia menjanjikan bahwa air mata itu tidak akan sia-sia. Dia tahu kapan waktu terbaik untuk mengganti derita dengan bahagia. Dan seringkali, pertolongan itu datang dari arah yang tak kita duga.

Kuatkan Langkah, Karena Allah Bersamamu

Hidup memang tidak selalu mudah. Tapi kamu tidak pernah sendirian. Allah ada, bahkan dalam detik-detik yang terasa paling gelap. Maka tetaplah berjalan, meski dengan langkah gontai. Teruslah berharap, meski hati terasa remuk. Karena selama kamu masih menggantungkan harapan kepada Allah, maka tidak ada alasan untuk putus asa.

Saat hati tak lagi kuat, jangan pergi. Justru saat itulah waktunya untuk mendekat. Buka Al-Qur'an, temui ayat-ayat cinta-Nya. Dengarkan suara hatimu dalam sujud panjang. Katakan semua yang tak bisa kau sampaikan kepada siapa pun. Allah tak pernah bosan mendengarkan.

Dan percayalah, suatu hari nanti kamu akan menoleh ke belakang, melihat masa sulit yang kamu lalui, dan tersenyum. Karena ternyata, Allah tidak pernah pergi.[BA]