Mengungkap Sejarah Nama Majalengka



BANYAK yang tidak mengetahui bahwa nama Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat itu, memiliki sejarah panjang yang tak hanya bersumber dari dokumen pemerintahan kolonial Belanda, tapi juga dari tradisi tutur rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. 


Salah satu versi yang hidup di tengah masyarakat adalah legenda Ratu Sindang Kasih atau yang populer Ratu Nyai Rambut Kasih dari Kerajaan Panyidagan. Sebuah kisah rakyat yang mencerminkan perpaduan antara cinta, murka, dan hilangnya identitas buah maja.


Dikisahkan, Ratu Nyai Rambut Kasih merupakan penguasa Kerajaan Panyidagan yang dikenal bijaksana dan dermawan. Di dalam menjalankan pemerintahaanya ia dibantu dua senopatinya, Ki Gedeng Cigodang dan Ki Gedeng Kulur.


Rakyatnya hidup makmur, hingga suatu hari Ratu menerima pertanda bahwa kerajaannya akan dilanda musibah besar. Sebagai antisipasi, ia memerintahkan seluruh rakyat untuk saling menjaga dan meningkatkan kewaspadaan serangan dari luar istana kerajaan.


Ketegangan meningkat saat seorang pangeran nekat menerobos perbatasan kerajaan. Ia ditangkap oleh para senopati dan saat diperiksa, mengaku bernama Pangeran Muhammad dari Kerajaan Cirebon. 


Pangeran Muhamad juga merupakan utusan dari Sunan Gunung Djati Cirebon. Tujuannya datang ke Kerajaan Panyidagan untuk meminta buah maja—sejenis buah pahit yang dipercaya bisa menjadi obat mujarab—guna mengobati rakyatnya yang sedang tertimpa wabah.