PELITA MAJALENGKA - Majalengka, yang dikenal sebagai kota agraris nan subur di tatar Sunda, menyimpan beragam potensi alam yang luar biasa. Salah satu tanaman yang sering tumbuh di pekarangan warga namun belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal adalah daun katuk (Sauropus androgynus).
Daun hijau ini telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional dan kini diperkuat oleh berbagai penelitian ilmiah sebagai tumbuhan kaya manfaat, khususnya bagi kesehatan keluarga, ibu menyusui, dan remaja putri yang tengah mempersiapkan masa depan pernikahan.
Dalam Islam, menjaga kesehatan merupakan bagian dari tanggung jawab seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu." (HR. Bukhari). Maka, ikhtiar menjaga dan meningkatkan kesehatan dengan memanfaatkan tanaman alami yang halal dan thayyib adalah wujud nyata dari pengamalan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Daun Katuk dan Ibu Menyusui
Salah satu manfaat utama daun katuk yang telah terbukti secara ilmiah adalah sebagai pelancar ASI (Air Susu Ibu). Penelitian dari LIPI dan beberapa perguruan tinggi dalam negeri menunjukkan bahwa daun katuk mengandung senyawa galactagogue yang mampu meningkatkan produksi hormon prolaktin dan oksitosin, dua hormon utama yang merangsang keluarnya ASI.
Bagi ibu-ibu di Majalengka yang sedang menyusui, konsumsi daun katuk secara rutin—baik dalam bentuk sayuran tumis, rebusan, atau kapsul herbal—dapat membantu memenuhi kebutuhan ASI untuk bayi. Hal ini sangat penting, mengingat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama merupakan anjuran WHO dan juga menjadi hak anak yang dijaga dalam ajaran Islam.
Untuk Pemudi yang Siap Menikah
Para pemudi yang sedang mempersiapkan diri menuju pernikahan juga sangat disarankan mengenal manfaat daun katuk. Selain membantu menjaga kesuburan rahim, kandungan zat besi dan vitamin A pada daun katuk membantu menjaga kesehatan darah dan mata, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Zat besi sangat penting untuk mencegah anemia—gangguan umum pada wanita usia produktif—yang bisa berdampak buruk saat proses kehamilan dan persalinan kelak.
Dalam perspektif Islam, persiapan menuju pernikahan tidak hanya sebatas spiritual dan emosional, namun juga mencakup kesiapan fisik dan kesehatan. Dengan mengonsumsi makanan sehat seperti daun katuk, pemudi Muslimah menjalankan bagian dari ikhtiar untuk menjadi istri dan calon ibu yang kuat dan sehat.
Kaya Gizi dan Antioksidan
Daun katuk juga mengandung protein nabati, vitamin C, kalsium, dan berbagai antioksidan. Senyawa ini berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan luka, serta mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes. Ini menjadikan daun katuk sebagai pilihan sayuran lokal yang murah namun kaya manfaat.
Sebagai warga Majalengka yang hidup di wilayah pertanian yang melimpah, sangatlah rugi bila kita tidak memanfaatkan anugerah Allah berupa tanaman ini.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, "Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian, yang halal lagi baik." (Qs. Al-Baqarah: 172). Daun katuk adalah salah satu rezeki lokal yang baik dan bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat Islami.
Mendukung Ketahanan Pangan dan Kesehatan Keluarga
Pengembangan konsumsi dan budidaya daun katuk di tingkat rumah tangga juga bisa mendukung ketahanan pangan lokal. Tanaman ini mudah tumbuh di lahan sempit, tahan cuaca, dan bisa dipanen sepanjang tahun.
Bagi pelaku kesehatan dan kader posyandu, penyuluhan mengenai manfaat daun katuk bisa menjadi bagian dari edukasi gizi keluarga dan promosi kesehatan ibu dan anak.
Dalam skala lebih luas, pengolahan daun katuk menjadi produk herbal seperti teh, kapsul, atau olahan kering, juga bisa menjadi peluang ekonomi baru bagi UMKM, khususnya di kalangan Muslimah Majalengka. Ini sejalan dengan semangat Islam dalam mengembangkan usaha yang halal dan bermanfaat bagi umat.
Menghidupkan kembali khazanah tanaman obat dan makanan lokal seperti daun katuk merupakan bentuk rasa syukur dan tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi.
Selain membawa manfaat kesehatan nyata, pemanfaatan daun katuk juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga tubuh, keluarga, dan generasi masa depan dengan cara yang sesuai ajaran Islam dan ilmu pengetahuan modern.
Semoga masyarakat Majalengka dan umat Islam pada umumnya semakin sadar akan kekayaan alam yang ada di sekeliling kita dan menjadikannya sebagai sarana untuk hidup sehat, kuat, dan produktif—dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.[BA]
Sumber: LIPI, BPPOM, WHO, dan hadis-hadis shahih