Hidup Berjamaah: Sunnah yang Terlupakan Umat Islam Modern

Hidup berjamaah adalah sunnah yang dilupakan umat Islam modern
PELITA MAJALENGKA - Hidup berjamaah adalah sunnah agung yang ditinggalkan banyak umat Islam di era modern. Padahal Rasulullah SAW telah mengingatkan, “Barangsiapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, maka ia telah melepaskan tali Islam dari lehernya.” (HR. Ahmad). Kalimat ini bukan sekadar peringatan, melainkan isyarat bahwa kekuatan Islam hanya ada jika umat bersatu dalam barisan. Namun hari ini, kita lebih sibuk dengan urusan pribadi daripada menjaga kebersamaan.

Umat Islam modern sering terjebak dalam individualisme. Kesibukan, ambisi pribadi, dan ego menjauhkan kita dari rasa kebersamaan yang dulu menjadi ciri khas para sahabat. Mereka rela berkorban demi jamaah, sementara kita sering mengabaikan kepentingan bersama. Padahal dalam jamaah ada keberkahan, ada doa bersama yang mustajab, ada rahmat Allah yang turun. Bukankah itu yang seharusnya kita cari dalam hidup ini?

Hidup berjamaah bukan hanya soal shalat bersama di masjid, tetapi juga tentang membangun kehidupan yang saling menguatkan. Saat kita bersama, beban terasa ringan, masalah terasa kecil, dan jalan menuju Allah terasa dekat. Rasulullah SAW bersabda,

  «إِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ الْغَنَمِ الْقَاصِيَةَ» 

“Sesungguhnya serigala hanya memangsa kambing yang menyendiri.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa’i). Begitulah seorang muslim yang hidup tanpa jamaah, mudah terjerumus fitnah.

Di zaman modern, banyak orang merasa cukup dengan imannya sendiri tanpa perlu jamaah. Inilah kesalahan besar yang membuat umat semakin lemah. Iman tanpa jamaah mudah goyah, seperti api kecil yang cepat padam jika tidak ditiup angin. Jamaah adalah angin yang menghidupkan semangat iman, membuat hati tetap hangat dalam ketaatan. Tanpa jamaah, seseorang mudah terseret arus dunia yang menipu.

Allah SWT berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, serta ingatlah nikmat Allah kepadamu..." (Qs. Ali Imran: 103). Ayat ini adalah fondasi hidup berjamaah. Umat yang memegang erat tali Allah akan selamat, tetapi yang tercerai-berai akan mudah dihancurkan.

Rasulullah SAW selalu menekankan hidup berjamaah. Bahkan dalam peperangan, beliau menata pasukan dengan barisan rapi. Dalam kehidupan sehari-hari, beliau membangun ukhuwah yang mengikat kaum Muhajirin dan Anshar. Semua itu menunjukkan bahwa keberkahan hanya ada ketika umat Islam bersama, bukan berjalan sendiri-sendiri. Sunnah ini hari ini sering kita lupakan, padahal kunci kemenangan ada di dalamnya.

Bayangkan jika umat Islam kembali hidup berjamaah. Masjid-masjid penuh, kegiatan sosial berjalan, ekonomi umat berkembang, dan dakwah tersebar luas. Tidak ada yang lapar karena jamaah menolongnya, tidak ada yang terabaikan karena jamaah merangkulnya. Beginilah indahnya Islam jika dijalankan bersama-sama. Namun kenyataannya, kita lebih sibuk dengan urusan diri daripada membangun kekuatan jamaah.

Hidup berjamaah juga menumbuhkan kasih sayang. Kita belajar peduli pada saudara, mengutamakan kepentingan bersama daripada ego pribadi. Inilah akhlak mulia yang dicontohkan Rasulullah SAW. Hanya dengan berjamaah, hati kita bisa lembut, ego kita bisa luluh, dan cinta karena Allah bisa tumbuh. Umat yang berjamaah adalah umat yang dipenuhi rahmat, sebagaimana doa Nabi

   اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ 

“Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, perbaikilah perselisihan di antara kami, dan tunjukkanlah kami jalan-jalan keselamatan.” (HR. Ahmad).

Umat Islam modern sering bangga dengan teknologi, ilmu, dan harta, namun lupa bahwa semua itu tidak berarti tanpa persatuan. Lihatlah bagaimana musuh-musuh Islam bersatu menghancurkan umat, sementara kita sibuk berselisih. Hidup berjamaah adalah solusi yang Allah turunkan agar kita tidak mudah dikalahkan. Tapi jika kita terus berjalan sendiri-sendiri, kita hanya akan menjadi mangsa mudah di hadapan musuh.

Kini saatnya kita kembali pada sunnah yang terlupakan ini. Hidup berjamaah bukan pilihan, melainkan kewajiban. Bersatu di bawah satu imam, taat dalam kebaikan, dan saling menopang adalah jalan menuju kejayaan. Jangan biarkan sunnah ini terkubur dalam kesibukan modern. Bangkitlah, satukan hati, dan kembalilah kepada jamaah agar Islam kembali tegak. Dengan jamaah, kita akan menemukan ridha Allah, kekuatan iman, dan kejayaan yang dirindukan.[BA]