DALAM kehidupan yang semakin kompetitif, niat seringkali menjadi hal yang terpinggirkan. Fokus pada keuntungan, pertumbuhan omzet, dan ekspansi usaha seringkali mengaburkan tujuan utama manusia diciptakan: beribadah kepada Allah.
Padahal, dalam Islam, tidak ada satu pun aspek kehidupan yang luput dari bingkai ibadah, termasuk aktivitas ekonomi. Bisnis, jika dijalankan dengan niat lillah (karena Allah), bukan hanya menjadi jalan mencari nafkah, tetapi juga menjadi ladang amal yang luas.
Imam Al-Ghazali dalam karya monumentalnya Ihya’ Ulumuddin menegaskan bahwa niat adalah ruh dari setiap amal. Tanpa niat yang benar, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah. Beliau menjelaskan bahwa niat adalah pembedaan antara adat dan ibadah.
Maka, berdagang tanpa niat lillah hanyalah aktivitas duniawi biasa. Namun, ketika disertai niat mencari rezeki halal, memberi manfaat, dan membahagiakan keluarga, aktivitas tersebut naik derajat menjadi ibadah.