PELITA MAJALENGKA - Sering kali kita mengabaikan sinyal-sinyal kecil dari tubuh, seperti perut terasa perih, mual usai makan, atau rasa terbakar di dada, dengan alasan itu hanya “masuk angin” atau efek kelelahan.
Padahal, di balik keluhan yang tampak sepele itu, bisa tersembunyi gangguan lambung yang serius dan berdampak jangka panjang bagi kesehatan.
Lambung bukan sekadar organ pencerna makanan, tetapi juga bagian vital yang terhubung erat dengan sistem saraf dan keseimbangan tubuh secara menyeluruh.
Ketidakseimbangan pada lambung dapat memicu berbagai gejala yang memengaruhi kualitas hidup, dari sulit tidur hingga gangguan emosional.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih peka dan menyadari gejala-gejala penyakit lambung sejak dini, sebagai langkah awal menjaga tubuh dari kerusakan yang lebih parah.
1. Rasa Nyeri atau Terbakar di Ulu Hati (Heartburn)
Salah satu gejala utama penyakit lambung, terutama gastroesophageal reflux disease (GERD), adalah nyeri seperti terbakar di daerah dada bagian bawah (epigastrium).
Menurut jurnal American Journal of Gastroenterology (Vakil et al., 2006), heartburn terjadi karena refluks asam lambung ke esofagus, merusak mukosa dan menimbulkan rasa perih.
2. Mual dan Muntah
Gejala ini sering ditemukan pada gastritis dan tukak lambung. Inflamasi pada lapisan mukosa lambung merangsang pusat muntah di otak.
Penelitian dari World Journal of Gastroenterology (Talley et al., 2005) menyebutkan bahwa mual merupakan respons neurohumoral terhadap iritasi lambung.
3. Perut Kembung dan Cepat Kenyang
Pasien dengan dispepsia fungsional atau gangguan pencernaan sering merasa kembung bahkan setelah makan sedikit.
Studi dari Neurogastroenterology & Motility (Camilleri, 2012) menunjukkan bahwa motilitas lambung yang terganggu dapat menyebabkan sensasi cepat kenyang dan tekanan berlebih di lambung.
4. Sering Bersendawa
Sendawa berlebihan dapat menjadi tanda akumulasi gas dalam lambung akibat fermentasi makanan atau penurunan efisiensi pencernaan.
Menurut studi Digestive Diseases and Sciences (Bredenoord, 2011), bersendawa bisa dikaitkan dengan GERD atau aerofagia (menelan udara berlebihan).
5. Nafsu Makan Menurun dan Penurunan Berat Badan
Penyakit lambung kronis seperti tukak lambung atau kanker lambung sering menyebabkan penurunan nafsu makan.
Penelitian oleh International Journal of Cancer (Crew & Neugut, 2006) menemukan bahwa gejala seperti anoreksia dan penurunan berat badan tidak boleh diabaikan, karena bisa menjadi tanda kanker lambung tahap awal.
6. Warna Tinja Menghitam atau Muntah Darah
Ini merupakan tanda perdarahan pada saluran cerna atas, termasuk lambung. Tinja hitam disebut melena, dan dapat menunjukkan tukak lambung yang berdarah.
Studi dari Journal of Clinical Gastroenterology (Laine et al., 1994) menyarankan evaluasi endoskopi segera untuk gejala ini karena bisa berakibat fatal.
7. Rasa Asam di Mulut atau Bau Mulut
Refluks asam kronis menyebabkan cairan lambung naik ke mulut, menghasilkan rasa asam atau pahit dan kadang bau mulut.
Penelitian dari Journal of Breath Research (Kang et al., 2015) menyatakan bahwa penderita GERD memiliki konsentrasi senyawa volatil tertentu lebih tinggi yang memicu halitosis.
8. Gangguan Tidur Akibat Nyeri Lambung Malam Hari
Banyak pasien mengeluh sulit tidur karena heartburn memburuk saat berbaring. Sleep Medicine Reviews (Sundar et al., 2014) melaporkan hubungan kuat antara gangguan tidur dan penyakit lambung, khususnya GERD.
9. Batuk Kronis dan Suara Serak
Lambung yang bermasalah bisa menyebabkan refluks laringofaringeal, yang membuat pita suara teriritasi. Studi dari Laryngoscope (Koufman et al., 2000) menunjukkan bahwa asam lambung yang mencapai tenggorokan dapat menyebabkan suara serak, batuk, bahkan asma nonalergi.
10. Psikosomatik: Cemas dan Depresi
Penelitian menunjukkan keterkaitan antara gangguan lambung kronis dan kondisi psikologis. Menurut Psychosomatic Medicine Journal (Koloski et al., 2012), penderita dispepsia fungsional sering menunjukkan tingkat kecemasan dan stres yang tinggi, yang memperparah gejala lambung melalui sumbu otak-lambung (gut-brain axis).
Gejala-gejala penyakit lambung sering kali tampak ringan dan sepele pada awalnya, namun jika diabaikan dapat berkembang menjadi kondisi serius, seperti tukak lambung, perdarahan saluran cerna, hingga kanker.
Deteksi dini dan pemahaman akan sinyal tubuh sangat penting. Selain itu, menjaga pola makan sehat, mengelola stres, dan berkonsultasi dengan dokter bila mengalami gejala-gejala di atas adalah langkah preventif yang bijak.[BA]