Pelajaran dari Kepergian Suami Najwa Shihab: Waspadai Stroke Hemoragik Sebelum Terlambat


PELITA MAJALENGKA
- Suatu pagi yang tampak biasa, kabar duka mendadak menyelimuti dunia jurnalistik dan masyarakat Indonesia. Suami jurnalis senior Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, dikabarkan meninggal dunia secara mendadak akibat stroke. T

ak banyak yang tahu bahwa jenis stroke yang dialaminya adalah stroke hemoragik—jenis stroke yang lebih jarang terjadi, namun jauh lebih mematikan. Kepergiannya menjadi pukulan berat, tidak hanya bagi keluarga, tapi juga menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan otak dan pembuluh darah.

Banyak dari kita tidak sadar bahwa stroke bisa menyerang siapa saja, kapan saja, tanpa pandang usia. Terutama stroke hemoragik, yang kerap datang secara tiba-tiba dan tanpa ampun. 

dr. Rais, seorang dokter spesialis saraf, menjelaskan bahwa stroke terbagi menjadi dua jenis utama: stroke iskemik (yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah) dan stroke hemoragik (yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak). 

Meskipun keduanya berbahaya, stroke hemoragik lebih sering menyebabkan kematian atau kecacatan berat jika tidak segera ditangani.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Stroke hemoragik sering kali muncul dengan gejala-gejala yang tidak boleh dianggap remeh. Beberapa di antaranya adalah:

  • Sakit kepala berat yang muncul secara tiba-tiba dan tak biasa

  • Mual dan muntah menyemprot

  • Kejang yang mendadak

  • Gangguan bicara, seperti cadel atau tidak mampu berbicara

  • Kelemahan pada satu sisi tubuh

  • Penurunan kesadaran, bahkan hingga koma

“Sayangnya,” ujar dr. Rais, “kebanyakan pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi tidak sadar. Padahal sebelumnya mungkin sudah ada tanda-tanda yang diabaikan, seperti pandangan kabur atau sakit kepala yang tak biasa.”

Golden Hour yang Menentukan Hidup dan Mati

Dalam penanganan stroke hemoragik, waktu sangatlah krusial. Para ahli menyebutkan adanya waktu emas (golden hour), yaitu empat jam pertama sejak gejala muncul. Jika dalam waktu itu pasien mendapat penanganan medis yang tepat, maka peluang untuk sembuh atau meminimalisir kerusakan otak jauh lebih besar.

Stroke hemoragik menyebabkan pembuluh darah di otak pecah dan mengakibatkan perdarahan yang menekan jaringan otak. “Semakin lama oksigen tidak mencapai sel otak karena perdarahan, maka semakin banyak jaringan otak yang rusak dan tidak bisa pulih,” jelas dr. Rais.

Kenali dan Cegah Faktor Risikonya

Penyebab utama stroke hemoragik adalah hipertensi yang tidak terkontrol. Banyak orang takut minum obat darah tinggi karena takut ketergantungan atau efek samping, padahal justru risiko terbesarnya adalah kematian mendadak akibat pecahnya pembuluh darah.

Selain hipertensi, faktor risiko lainnya adalah:

  • Kebiasaan merokok

  • Diabetes

  • Obesitas

  • Kurang tidur

  • Stres kronis

  • Konsumsi makanan tinggi garam dan lemak jenuh

Faktor genetik, jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko), dan usia juga turut memengaruhi. Namun, seperti kata dr. Rais, “Faktor genetik bukan vonis mati. Jika gaya hidup dijaga, maka risiko bisa ditekan.”


Pentingnya Deteksi Dini

Salah satu langkah penting dalam pencegahan stroke adalah melakukan deteksi dini. “Saya sarankan, bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, sebaiknya sekali seumur hidup memeriksakan kondisi pembuluh darah otak, misalnya dengan MRI angiografi,” kata dr. Rais.

Pemeriksaan ini bisa membantu mengidentifikasi pembuluh darah otak yang rapuh atau berisiko pecah. Dengan begitu, tindakan medis bisa dilakukan sebelum kondisi menjadi gawat. Tindakan pencegahan ini jauh lebih baik dan murah dibandingkan menangani kondisi darurat yang sudah parah.

Kesehatan Mental Juga Penting

Tak hanya faktor fisik, kesehatan mental memainkan peran besar dalam terjadinya stroke. Di era modern ini, stres menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar dengan mobilitas tinggi. Tekanan pekerjaan, kemacetan, dan beban tanggung jawab seringkali membuat seseorang terjebak dalam pola hidup yang buruk.

“Banyak orang habis kerja bukannya istirahat, malah begadang untuk main game atau menonton. Tubuh tidak punya waktu untuk pulih, dan ini sangat berbahaya,” ungkap dr. Rais.

Gaya Hidup Sehat adalah Kunci

Berikut beberapa langkah sederhana namun efektif untuk mencegah stroke hemoragik:

  1. Rutin berolahraga minimal 30 menit sehari

  2. Berhenti merokok dan hindari asap rokok

  3. Pola makan sehat, hindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak jenuh

  4. Kelola stres melalui ibadah, meditasi, atau hobi positif

  5. Jaga berat badan ideal

  6. Cek tekanan darah dan gula darah secara rutin

  7. Tidur cukup, minimal 6–8 jam setiap malam

Jangan Tunggu Tanda Bahaya

Kisah kepergian suami Najwa Shihab menjadi pelajaran bahwa kita tidak boleh menyepelekan kesehatan pembuluh darah otak. Jangan tunggu gejala muncul untuk mulai peduli. Jangan tunggu ada yang meninggal untuk baru mulai jaga tekanan darah. 

Stroke hemoragik datang seperti pencuri di malam hari—tiba-tiba, menghantam, dan menghancurkan kehidupan dalam sekejap.

Bagi Anda yang merasa sehat, mulai hari ini periksa tekanan darah Anda. Perbaiki pola makan. Istirahat cukup. Kurangi stres. Karena sekali pembuluh darah otak pecah, tak banyak yang bisa dilakukan kecuali berharap yang terbaik dari takdir.

Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Dan mencegah lebih baik daripada menyesal kemudian. Semoga kita semua diberi kesadaran, kekuatan, dan kesempatan untuk menjaga amanah tubuh ini sebaik-baiknya.[BA]