Cantik Karena Taqwa, Bukan Karena Riasan


PELITA MAJALENGKA - 
Di tengah maraknya industri kecantikan yang semakin menggoda kaum hawa, tak jarang perempuan terjebak dalam standar kecantikan semu yang ditetapkan media sosial, iklan, dan tren zaman. 

Ukuran cantik kini seringkali dipersempit menjadi sebatas kulit putih, wajah tirus, alis rapi, hidung mancung, bibir merah muda, dan tampilan sempurna hasil polesan kosmetik. 

Tak heran jika banyak perempuan merasa kurang percaya diri tanpa make-up, skincare, atau filter kamera. Namun, benarkah kecantikan sejati hanya terletak pada riasan wajah?

Islam hadir menawarkan pandangan yang jauh lebih luhur. Kecantikan dalam pandangan Islam bukan semata-mata soal tampilan fisik, tetapi lebih dalam, yaitu taqwa—kesadaran hati untuk selalu merasa diawasi Allah dan menjalankan hidup sesuai petunjuk-Nya. Maka, perempuan muslimah seharusnya membangun rasa percaya dirinya bukan dari lapisan make-up, tetapi dari keteguhan iman dan akhlaknya yang mulia.

Standar Kecantikan yang Menyesatkan

Perempuan masa kini hidup dalam pusaran budaya visual yang menekankan tampilan luar. Tren make-up, perawatan wajah, hingga operasi plastik begitu gencar dipromosikan. Seolah-olah kebahagiaan, kesuksesan, bahkan cinta sejati hanya akan diraih jika seorang perempuan memenuhi standar cantik versi media.

Sayangnya, banyak perempuan yang kemudian terjebak dalam kompetisi kecantikan semu. Mereka rela menghabiskan waktu, tenaga, bahkan uang hanya demi tampil cantik di mata manusia, padahal bisa jadi tak pernah peduli dengan penilaian Allah atas kepribadian dan amal mereka.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim)

Hadis ini secara gamblang menunjukkan bahwa penilaian utama Allah bukan pada wajah yang dirias atau tubuh yang dibentuk, melainkan pada kebersihan hati dan kebaikan amal. Maka, perempuan yang paling cantik di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.

Taqwa Adalah Kecantikan Sejati

Taqwa menjadikan seorang perempuan indah dalam pandangan Allah dan manusia. Ia yang menjaga pandangannya, menundukkan hati dari kesombongan, menjaga lisannya dari ghibah, dan menghiasi hidupnya dengan akhlak mulia—itulah perempuan yang cantik sejati.

Bayangkan seorang muslimah yang wajahnya mungkin biasa saja, tetapi hatinya penuh cinta kepada Allah, lisannya basah dengan zikir, dan perilakunya menyejukkan siapa pun yang mengenalnya. Di mata orang beriman, ia jauh lebih memikat daripada perempuan yang wajahnya penuh make-up tapi akhlaknya menyakitkan.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.” (Qs. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menjelaskan bahwa kemuliaan dan keindahan seseorang di hadapan Allah ditentukan oleh ketakwaannya, bukan wajah atau kekayaan.

Riasan Itu Boleh, Tapi Jangan Jadi Tolok Ukur

Islam tidak melarang perempuan untuk tampil rapi dan menarik, bahkan menganjurkannya. Riasan wajah yang sederhana untuk suami, penampilan yang bersih dan tertata saat di depan sesama perempuan, adalah bagian dari menjaga kehormatan diri. Namun, riasan bukanlah tujuan utama.

Masalahnya timbul saat perempuan menganggap make-up sebagai satu-satunya sumber kepercayaan diri. Ketika wajah tak dirias, ia merasa tak cantik. Ketika tampil polos, ia merasa tidak layak tampil di depan umum. Ini adalah tanda bahwa kecantikan fisik telah menjadi berhala baru dalam jiwanya.

Padahal, riasan bisa luntur, kulit bisa keriput, dan tren kecantikan terus berubah. Tetapi taqwa tidak akan pernah usang. Semakin bertambah usia, ketakwaan yang terpelihara justru menambah pesona dan wibawa seseorang.

Cantik yang Menginspirasi

Kita bisa belajar dari sosok-sosok muslimah terdahulu yang menjadi teladan kecantikan sejati. Lihatlah Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW. Ia tidak dikenal karena paras yang sering dipoles, melainkan karena ketaatan dan kesederhanaannya. Ia adalah perempuan yang menimba air sendiri, menggiling gandum untuk keluarganya, dan selalu mendampingi suaminya dengan sabar.

Kecantikan Fatimah bukan pada wajahnya, tapi pada hati dan kehidupannya yang penuh keteladanan. Begitu pula Asiyah, istri Firaun, yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai perempuan yang sempurna imannya. Ia cantik karena berani menentang kebatilan dan lebih memilih disiksa demi mempertahankan tauhid.

Inilah potret kecantikan sejati: keteguhan iman, kesabaran dalam ujian, dan ketaatan tanpa syarat kepada Allah. Ini adalah kecantikan yang tak lekang oleh waktu, tak pudar oleh usia, dan tak luntur oleh air mata.

Membangun Rasa Percaya Diri Lewat Taqwa

Bagi perempuan muslimah, saatnya membangun rasa percaya diri yang sejati. Bukan dari penampilan luar yang penuh riasan, tetapi dari dalam—dari hati yang selalu dekat dengan Allah. Saat seorang perempuan menjaga salatnya, menuntut ilmu agama, memperbanyak sedekah, dan menjaga hijab serta akhlaknya, ia telah mempercantik dirinya di mata langit.

Dan ketika Allah mencintainya, maka Dia akan menanamkan kecintaan itu ke dalam hati manusia. Sebagaimana dalam hadis, “Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril dan berkata, ‘Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah ia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia.’ Maka penduduk langit pun mencintainya, lalu diterima pula cinta itu di bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah rahasia cantik yang hakiki: dicintai Allah, lalu dicintai oleh makhluk-Nya.

Saatnya Beralih dari Cermin ke Al-Qur’an

Tak ada salahnya bercermin, tetapi jangan lupa untuk juga berkaca kepada Al-Qur’an. Riaslah wajah secukupnya, tetapi hiasilah hati dengan iman. Make-up hanya untuk menyenangkan mata, tetapi taqwa menyinari jiwa. Dunia memandang wajahmu, tapi Allah menilai hatimu.

Wahai muslimah, jangan biarkan dunia mendikte cantikmu. Tunjukkan bahwa cantik bukan karena make-up, tetapi karena akhlak dan ibadah yang tak pernah pudar. Sebab, cantik karena taqwa akan selalu bersinar, bahkan ketika wajah mulai menua.[BA]