PELITA MAJALENGKA - Banyak orang menganggap sakit lambung hanyalah gangguan ringan yang bisa diatasi dengan obat maag atau istirahat sebentar.
Padahal, menurut para ahli kesehatan, masalah lambung yang tidak ditangani secara serius bisa menjadi pemicu berbagai penyakit berat bahkan berujung pada kematian.
Salah satu penelitian dari World Gastroenterology Organisation (WGO) menyebutkan bahwa penyakit lambung kronis memiliki kaitan erat dengan peningkatan risiko komplikasi sistemik yang serius. Maka, penting bagi kita untuk memahami betapa besar bahaya yang tersembunyi di balik sakit lambung.
Lambung: Organ Vital dengan Fungsi Kritis
Lambung adalah organ vital dalam sistem pencernaan yang bertanggung jawab memecah makanan dengan bantuan asam lambung dan enzim. Keseimbangan kadar asam lambung sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jika lambung mengalami gangguan, seperti peradangan (gastritis), luka (ulkus), atau peningkatan asam lambung (GERD), maka efeknya bisa menjalar ke berbagai sistem tubuh.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), penyakit lambung yang tidak ditangani secara tepat bisa berkembang menjadi penyakit sistemik dan bahkan menjadi penyebab gangguan autoimun, jantung, paru-paru, hingga kanker.
Penyakit Serius Akibat Gangguan Lambung
Berikut ini adalah beberapa penyakit parah yang dapat timbul akibat gangguan lambung yang kronis atau akut:
1. Kanker Lambung
Salah satu komplikasi paling berbahaya dari penyakit lambung kronis adalah kanker lambung (gastric cancer). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker lambung merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak ketiga di dunia.
Peradangan lambung kronis akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori menjadi faktor risiko utama. Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan sel secara terus-menerus dan memicu mutasi sel kanker.
2. Penyakit Jantung
Penelitian yang dimuat dalam Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa refluks asam lambung atau GERD bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Hal ini terjadi karena iritasi kronis pada esofagus dapat memicu peradangan sistemik dan memengaruhi fungsi pembuluh darah serta jantung.
Selain itu, nyeri dada akibat GERD sering kali mirip dengan gejala serangan jantung sehingga bisa menyebabkan keterlambatan diagnosis yang fatal.
3. Gangguan Paru-Paru
Asam lambung yang naik ke kerongkongan bisa masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi paru-paru. Hal ini dikenal sebagai aspiration pneumonia atau bahkan bisa memperparah asma dan bronkitis kronis.
Para peneliti dari Mayo Clinic menyatakan bahwa pasien dengan GERD memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami komplikasi paru-paru dibandingkan mereka yang lambungnya sehat.
4. Anemia Kronis
Perdarahan lambung akibat tukak lambung bisa menyebabkan anemia kronis karena tubuh kehilangan zat besi secara perlahan.
Menurut American Society of Hematology (ASH), sekitar 20% kasus anemia pada orang dewasa dihubungkan dengan pendarahan internal yang bersumber dari saluran pencernaan, khususnya lambung.
5. Malnutrisi dan Penurunan Berat Badan Ekstrem
Masalah lambung yang mengganggu proses pencernaan bisa membuat tubuh tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal.
Pasien dengan gastritis kronis, misalnya, sering mengalami kehilangan nafsu makan dan mual, yang menyebabkan malnutrisi. Kekurangan vitamin B12, zat besi, dan protein bisa berujung pada kelemahan otot, gangguan saraf, hingga penurunan sistem imun.
6. Stres Kronis dan Gangguan Mental
Sistem pencernaan, termasuk lambung, memiliki hubungan erat dengan otak melalui gut-brain axis. Gangguan lambung kronis dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi. Sebaliknya, stres juga dapat memperparah kondisi lambung.
Penelitian dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa pasien dengan GERD kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi karena rasa sakit yang terus-menerus.
7. Komplikasi Imunologis dan Autoimun
Infeksi lambung yang tidak tertangani bisa memicu reaksi imun abnormal yang kemudian berkembang menjadi gangguan autoimun, seperti gastritis autoimun.
Kondisi ini bisa menghancurkan sel-sel penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik yang penting untuk penyerapan vitamin B12, yang berujung pada penyakit neurologis kronis.
Pentingnya Diagnosis Dini dan Penanganan Komprehensif
Diagnosis dini terhadap gangguan lambung sangat penting untuk mencegah komplikasi. Pemeriksaan seperti endoskopi, uji darah, dan deteksi H. pylori dapat membantu mengenali kondisi lambung sejak dini.
Para ahli dari Cleveland Clinic menyarankan perubahan gaya hidup, pengelolaan stres, diet sehat, dan penggunaan obat sesuai resep dokter untuk mencegah kondisi menjadi lebih parah.
Jangan hanya mengandalkan obat maag yang dijual bebas tanpa memahami penyebab utamanya. Obat semacam itu hanya bersifat sementara dan bisa menutupi gejala yang lebih serius.
Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter spesialis gastroenterologi adalah langkah bijak untuk melindungi kesehatan lambung dan mencegah penyakit berat lainnya.
Kesimpulan: Waspadai Sinyal Tubuh Anda
Sakit lambung bukan sekadar ketidaknyamanan sesaat. Ia bisa menjadi pintu gerbang menuju berbagai penyakit kronis dan mematikan jika tidak ditangani dengan serius.
Mulai dari kanker, jantung, paru-paru, hingga gangguan mental dan kekebalan tubuh, semua bisa berawal dari organ mungil ini.
Oleh karena itu, waspadailah setiap sinyal dari tubuh Anda. Jangan menunda pengobatan, jangan abaikan gaya hidup, dan jangan sepelekan pola makan Anda.
Ingat, menjaga lambung berarti menjaga seluruh sistem tubuh Anda. Saat lambung Anda sakit, seluruh tubuh pun ikut menderita.[BA]
Sumber Referensi
-
World Gastroenterology Organisation (WGO)
-
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK)
-
Harvard Medical School, Gut-Brain Axis Research
-
Mayo Clinic GERD and Pulmonary Complication Report
-
Journal of the American College of Cardiology (GERD and Heart Disease)
-
American Society of Hematology (Chronic Anemia and GI bleeding)
-
Cleveland Clinic: Gastric Disorders and Comprehensive Treatment